Saat ini berhembus wacana pro dan kontra terkait pemotongan gaji para pemain di Liga Primer Inggris. Hingga kini belum ada keputusan resmi terkait hal tersebut. Tak heran bila sejumlah klub tak juga melakukan pemotongan gaji pemain, dan staf pelatih.
Bila situasi ini terus terjadi, sanksi bakal diterima klub-klub Liga Inggris. Mengapa bisa demikian? Pasalnya akan ada hukuman berupa kenaikan tarif pajak. Hal ini dikemukakan oleh pihak pemerintah Inggris seperti disampaikan Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight.
Sosok dari Partai Konservatif ini bahkan sudah mengirim surat kepada Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak agar menaikkan pajak klub-klub tersebut sebagai hukumannya.
“Saya menulis surat ini sebagai bentuk kekecewaan atas keputusan beberapa klub Premier League yang memotong gaji staff non-sepakbola mereka di saat gaji pemain dibayar penuh. Secara moral ini sangat salah, khususnya terkait para pemain yang mendapat gaji besar,” beber Knight.
Lebih lanjut Knight mengatakan kebijakan yang sudah diambil sejumlah klub terhadap staf non-pemain seperti dilakukan Tottenham Hotspur sebagai tidak adil.
“Staf non-pemain itu tugasnya menjaga klub Premier League agar tetap berjalan dengan baik, memastikan keuangan klub sehat, administrasi, seragam pemain, stadion, dan fasilitas pemain. Tidak adil jika staf tersebut harus dipotong gajinya sementara pemain digaji penuh.”
Ia mengatakan bila situasi tersebut tak juga diubah, dengan kata lain klub-klub Liga Inggris tak segera memangkas gaji pemain maka mereka pantas dihukum.
“Jika klub Premier League tetap mempertahankan langkah ini, maka mereka harus dihukum. Saya akan meminta Premier League mencari penengah untuk membuat kesepakatan antarklub.”
Hukuman yang dianjurkan adalah menaikkan pajak. Tujuannya untuk menyeimbangkan pengeluaran gaji pemain lainnya dan staf klub yang mengalami pemotongan.
“Jika tidak ada tindak lanjut sampai 7 April, maka pajak klub Premier League itu harus dinaikkan untuk menyeimbangkan pengeluaran gaji para pemainnya. Nantinya dana ini bisa diberikan untuk membayar gaji staf klub, atau membantu kompetisi amatir agar tetap hidup di masa sulit seperti sekarang.”
The Tottenham Hotspur Supporters Trust (THST) atau kelompok suporter fan Spurs, mengaku geram dengan hal ini. Menurut mereka bila pihak klub tidak mengambil kebijakan pemotongan gaji, mereka khawatir akan berdampak pada keuangan klub.
“Kemarahan kami adalah beberapa staff sudah dipotong gajinya oleh klub, tapi para pemainnya belum. Kami semua hanya ingin yang terbaik untuk klub ini,” ungkap pihak THST.
Comment