Para penggemar La Liga Spanyol masih menanti kelanjutan kompetisi tersebut yang sementara ini terhenti. Besar harapan agar kompetisi tersebut bisa berlanjut. Selain tidak ingin gelar La Liga musim ini menggantung, hal penting lain adalah soal kerugian finansial.
Tidak tanggung-tanggung, bila La Liga musim ini terhenti maka jumlah kerugian yang dialami klub-klub La Liga begitu tinggi. Sebagaimana dikatakan Presiden LaLiga Javier Tebas, potensi kerugian bisa mencapai 1 miliar euro.
Potensi kerugian sebesar itu dialami bila kompetisi La Liga dan Eropa benar-benar terhenti. Klub-klub akan kehilangan sedikitnya Rp 17,5 triliun. Sementara itu bila kompetisi tetap berlanjut namun secara tertutup maka besar kerugian sekitar 300 juta euro atau setara dengan Rp 5,2 triliun.
“Kalau kita melihat ke dampak ekonomi, termasuk dengan uang yang bisa kami dapatkan dari kompetisi-kompetisi Eropa, pemasukan klub-klub Spanyol yang bakal hilang kalau kami tidak kembali bermain adalah 1 miliar euro,” beber Tebas.
Lebih lanjut Tebas mengatakan kerugian juga akan dialami klub bila kompetisi berlanjut tetapi tanpa penonton. Meski jumlah kerugian jauh berkurang namun angkanya tetap fantastis.
“Sementara kalau kami bermain lagi tapi tanpa penonton, kehilangannya adalah 300 juta euro. Bahkan meskipun kami kembali bermain dengan penonton, kerugian yang sudah dipicu akibat situasi ini mencapai 150 juta euro (Rp 2,6 triliun),” ungkapnya.
Tak heran banyak pihak yang berharap La Liga kembali bergulir seperti sediakala. Salah satu harapan datang dari CEO Mediapro, Jaume Roures, dirinya berharap kompetisi tersebut kembali bergulir pada Juli 2020 nanti. Ia mengatakan hal ini dengan mempertimbangkan kesehatan semua orang.
“Saya berharap sepak bola kembali digulirkan pada Juli. Saya katakan Juli karena mempertimbangkan kondisi kesehatan semua orang,” beber Roures.
Saat ini klub-klub peserta sedang berjuang menghadapi terpaan wabah corona. Begitu juga para pemain. Bahkan sejumlah klub La Liga mengambil kebijakan untuk memangkas gaji karyawan. Salah sejumlah klub yang mengambil kebijakan tersebut di antaranya Atletico Madrid.
Sebagaimana dikatakan CEO Atletico, Gil Marin, saat ini pihaknya memangkas gaji dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini.
“Situasi seserius ini memaksa kami membuat keputusan sulit yang dibutuhkan untuk kebaikan klub. Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di klub atas usaha spesialnya selama masa-masa sulit ini,” beber Marin.
Lebih lanjut Marin mengatakan hal ini ditempuh untuk menjamin kondisi finansial klub.
Comment