Kabar gembira bagi insan sepak bola Indonesia. Liga 2 akan kembali bergulir. Musim 2023/2024 akan berlangsung sejak September mendatang.
Tidak hanya itu. Pihak penyelenggara pun memastikan setiap klub peserta bisa mendatangkan pemain asing.
Sebagaimana dikatakan Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan level Liga 2.
“Ini supaya klub Liga 2 naik kelas, supaya mereka sudah terbiasa bagaimana caranya menangani pemain asing. Jadi saat promosi ke Liga 1, klub sudah terbiasa,” tandas Ferry Paulus.
Lantas bagaimana dengan format kompetisi? Apakah ada perubahan atau yang berbeda dibanding musim-musim sebelumnya?
Format kompetisi tidak mengalami perubahan dibanding musim lalu. Sebanyak 28 klub akan berpartisipasi. Masing-masing dibagi dalam empat grup yakni Grup A, B, C, dan D.
Pada fase grup akan memainkan sistem double round-robin atau setiap tim akan bermain dua kali home dan away menghadapi tim yang sama.
Selanjutnya akan memainkan babak 16 besar, delapan besar, semifinal, hingga final.
Sebagaimana musim-musim sebelumnya, tersedia tiga slot untuk promosi ke kasta tertinggai yakni Liga 1. Yang berhak meraih tiket tersebut adalah juara, runner-up, dan posisi ketiga.
Bagaimaan format degradasi? Sedikit berbeda, tiga tim terbawah di fase grup akan memainkan babak 12 besar. Tim-tim tersebut dibagi dalam dua grup. Selanjutnya akan ada enam tim yang akan turun kelas ke Liga 3, masing-masing yang menempati posisi keempat hingga keenam di setiap grup.
Terkait pemain asing, PT LIB memberlakukan ketentuan untuk mengontrak pemain asing dengan komposisi 1+1 Asia. Dengan demikian, pertama kali sejak musim 2015, Liga 2 akan diramaikan para pemain asing.
Sebalum tampil di kompetisi resmi, klub-klub peserta akan memainkan laga pramusim sebagai pemanasan dan persiapan sebelum bertarung di Liga 2.
“Kompetisinya akan digelar mulai September hingga sebelum Bulan Puasa (2024). Sebelum itu mereka akan bermain di pramusim dulu dari akhir Juli hingga akhir Agustus, jadi satu bulan pramusim,” pungkas Ferry Paulus.
Comment